Monday, October 30, 2006

Kena Proyek Kimpraswil, PDAM Rugi Puluhan Juta

Jawa Pos - Radar Malang, Senin 23 Oktober 2006

MALANG - PDAM Kota Malang mengalami kerugian puluhan juta. Kerugian itu dialami PDAM karena perusahaan air tersebut terpaksa memindahkan pipanya akibat proyek-proyek kimpraswil yang dilakukan tanpa koordinasi.

Direktur Teknik PDAM Bambang Purdjito menerangkan, salah satu proyek kimpraswil yang dianggap merugikan PDAM adalah proyek drainase di Sukun Gang IV. Proyek tersebut adalah pembangunan saluran air di Jl Supriadi yang digarap CV Tanjungtirto. Anggaran proyek ini sebesar Rp 147,889 juta dengan waktu pelaksanaan proyek dari 24 Juli hingga 21 November.

Menurut Bambang, kerugian tersebut dikarenakan PDAM harus mengalihkan jalur pipa distribusi sebanyak enam titik. "Dalam setiap titiknya tersebut, PDAM membutuhkan dana sekitar Rp 10 juta untuk pengalihan jalur tersebut," kata Bambang.

Ia menambahkan, satu jalur pipa PDAM tersebut panjang rata-ratanya antara 20 meter sampai 60 meter pipa distribusi. Bambang menjelaskan, peminahan jalur ini dilakukan karena pipa distribusi tersebut berada di dalam drainase yang dibangun kimpraswil.

Seharusnya, hal tersbeut tidak perlu terjadi, jika sebelum melaksanakan pembangunan, kimpraswil berkoordinasi dengan PDAM. "Kimpraswil kan mempunyai bidang perencanaan, seharusnya bidang tersebut berkoordinasi dengan bidang perencanaan yang dimiliki PDAM," tandas Bambang.

Pemberitahuan baru dilayangkan kepada PDAM oleh kimpraswil, setelah proyek yang digarap kimpraswil tersebut mengenai pipa PDAM dan membocorkannya. "Karena itu, dalam kasus di Sukun tersebut PDAM melayangkan tagihan kepada kimpraswil. Sayangnya sampai saat ini belum ada jawaban," lanjutnya.

Alasan kimpraswil karena anggaran untuk kerugian tersebut tidak dialokasikan dalam APBD kimpraswil. "PDAM juga tidak mempunyai anggaran untuk mengganti kerusakan seperti yang diakibatkan proyek kimprswil," kesal Bambang.

Untuk diketahui, proek kimpraswil di Sukun tersebut meresahkan masyarakat. Beberapa hal yang diresahkan masyarakat tersebut adalah pembangunan drainase yang di tengah-tengahnya ada tiang listrik dan tiang telepon. Selain itu, di saluran air tersebut juga terdapat saluran pipa PDAM. Jika ada kebocoran pipa PDAM sedikit saja, maka masyarakat akan mengonsumsi air yang terkontaminasi air comberan. Masak ada pipa PDAM di dalam selokan.

Bahaya lainnya adalah tiang listrik dan telepon yang ada di tengah selokan. Pasalnya, untuk membuat saluran air atau selokan tersebut, pihak kontraktor menggali tanah tempat tiang listrik dan telepon terpancang. Akibatnya, penetrasi tiang ke dalam tanah berkurang sekitar satu meter. Sehingga kekokohan tiang tersebut berkurang karena daya tancapnya sudah berkurang. Sebelumnya, beberapa warga Sukun lainnya juga mengadukan hal serupa ke FKS. "Bahkan ada tiang listrik yang sudah menggantung," ucap Sholahudin.

Sementara itu, beberapa waktu lalu Plt Kepala Dinas Kimpraswil Kota Malang Hadi Santoso membantah jika proyek tersebut membahayakan masyarakat. Sebab, tiang-tiang listrik tersebut ditanam dengan bahan yang kuat. "Saya kira sampai saat ini tidak ada yang berbahaya," jelas pria yang kerap dipanggil Sonny tersebut.

Dia juga membantah bahwa kimpraswil tidak melakukan koordinasi dengan PT PLN, PT Telkom, dan PDAM. Menurutnya, kimpraswil sudah melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah lainnya. "Untuk pipa PDAM misalnya, pihak PDAM sudah siap untuk memindahkan pipa-pipanya dengan model sipon atau dibelokkan," terang Sonny. (fir)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home