Thursday, October 19, 2006

Diknas Evaluasi Pendidikan

Jawa Pos - Radar Malang, Minggu 15 Oktober 2006

MALANG - Meningkatnya angka pengangguran di Kabupaten Malang, ternyata ada kaitannya dengan rendahnya kualitas pendidikan di Kabupaten Malang. Hal ini, terungkap saat bidang sekmen Diknas Kabupaten Malang melakukan evaluasi terhadap peran serta masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan di kabupaten. "Itu sebabnya, kami aktif sosialisasi tentang pentingnya pendidikan bagi usia sekolah," ujar Kabid Sekmen Choirul Fathoni, kemarin.

Menurut Fathoni, data diknas terkait anak wajib sekolah usia 7-12 tahun angka putus sekolah sebesar 2.438 orang,. Sedangkan pada kelompok usia 13-15 tahun angka putus sekolah sekitar 24.782 orang. Jika total angka usia sekolah yang tidak lagi sekolah sekitar 27.220 orang. Untuk kelompok usia 16-18 tahun tidak lagi sekolah 60.817 orang, serta usia 19-24 tahun tidak sekolah sekitar 229.360 orang. "Pengangguran yang meningkat ini, dikarenakan masyarakat tidak bisa memenuhi syarat formal pendidikan untuk masuk dunia kerja. Itu sebabnya, masyarakat harus sadar pentingnya sekolah," ucapnya.

Fathoni mengungkapkan, untuk Kabupaten Malang data diknas menyebutkan tahun 2003 pengangguran 119.315 orang, tahun 2004 meningkat 141.524 jiwa. Tingginya angka pengangguran ini, dikawatirkan bisa menimbulkan kriminalitas di kabupaten. Sebab, rendahnya mental intelektual lebih memilih jalan pintas dalam menyelesaikan problem sosial dan ekonomi yang dihadapi.

Berdasarkan data yang diterima diknas, Fathoni mengungkapkan, mental intelektual yang rendah ternyata memicu 5 jenis kejahatan di kabupaten. Yakni perjudian, pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian kayu, pencurian kendaraan bermoror (curanmor), serta penganiayaan berat. "Untuk mengurangi tindak kejahatan ini, diknas akan menggandeng beberapa pihak terkait dalam sosialissi pentingnya pendidikan di masyarakat," akunya. (yak)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home