Wednesday, October 11, 2006

Penghujan, Proyek Drainase Mayoritas Masih 0 Persen

JawaPos - Radar Malang, Sabtu 6 Oktober 2006

MALANG - Meski sudah dianggarkan Rp 9,5 miliar di APBD 2006, namun perbaikan drainase masih sangat minim. Bahkan, diprediksi, pada musim penhujan ini, genangan air di sejumlah titik rawan banjir tetap tak akan teratasi.

Problem tersebut muncul karena hingga mendekati musim penghujan ini, mayoritas proyek masih belum terealisasi sama sekali pengerjaannya alias 0 persen. Berdasarkan laporan evaluasi kinerja penggunaan APBD hingga Agustus, sebagian besar proyek drainase masih belum dikerjakan dan banyak yang 0 persen.

Beberapa proyek drainase yang 0 persen tersebut antara lain pembangunan gorong-gorong Jl Ir Rais senilai Rp 238 juta, gorong-gorong Jl Mojopahit senilai Rp 219 juta, saluran air Jl Teluk Cendrawasih Rp 900,182 juta, dan sudetan Jl Pisang Kipas Rp 108 juta.

Anggota Komisi C DPRD Kota Malang Helmi Teguh Yuwana menerangkan, keterlambatan proyek drainase tersebut terjadi karena mekanisme tender yang lambat. "Akibatnya, penggarapan proyek termasuk juga perbaikan drainase mengalami hambatan," kata Helmi.

Dampaknya, penyelesaian proyek tersebut akan bertemu dengan musim penghujan. Artinya, pada saat musim penghujan turun, proyek drainase tersebut belum kunjung selesai. "Sehingga dana miliaran rupiah tersebut tidak efektif, karena genangan air pasti akan terjadi," sambungnya.

Seharusnya, lanjut politisi dari PKS tersebut, pembangunan sistem drainase dilakukan dengan integral. Sehingga pengeluaran dana miliaran rupiah dalam setiap tahunnya mempunyai efek solutif. "Tidak seperti saat ini, dana miliaran rupiah tersebut tidak ada gunanya. Karena genangan air masih sering terjadi," tambah dia.

Pada APBD 2006, sedikitnya ada 28 proyek pembenahan sistem drainase, 3 perencanaan teknis drainase, dan 3 rehabilitasi saluran sekunder. Total nilai dana yang dikeluarkan untuk pembangunan dan perbaikan sistem drainase pada 2006 sedikitnya Rp 9,526 miliar.

Proyek-proyek perbaikan drainase tersebut di antaranya adalah perbaikan gorong-gorong di Pulosari Rp 500 juta, drainase Jl raya Langsep Rp 1 miliar, sudetan air Jl Ranu Grati Rp 600 juta, drainase Jl LA Adi Sucipto Rp 550 juta, drainase Jl Teluk Cendrawasih Rp 900,188 juta, saluran air Jl Jengkol Rp 484,8 juta, dan drainase Jl KH Malik Dalam Rp 291,7 juta.

Tiga perencanaan teknis adalah perencanaan teknis daerah pengaliran Sungai Sukun, Sungai Metro, dan Sungai Bango. Masing-masing perencanaan teknis sebuah sungai menelan dana Rp 300 juta. Sehingga total untuk perencanaan teknis 3 sungai tersebut dianggarkan dana Rp 900 juta.

Sedang untuk rehabilitasi saluran sekunder irigasi diprogramkan sebesar Rp 385 juta untuk saluran sekunder di Jl Gajayana, Rp 407 juta untuk saluran sekunder Kalisari, dan Rp 385 juta untuk saluran sekunder irigasi Sukun.

Dana tersebut masih belum ditambah dengan perbaikan drainase pada perubahan anggaran dan keuangan (PAK) APBD 2006. beberapa proyek rainase pada PAK adalah perbaikan saluran RW 2, RW 5, dan RW 1 Kelurahan Ciptomulyo Rp 95 juta, normalisasi aluran drainase Jl Zainal Zakse Rp 104 juta, dan pembangunan drainase Kelurahan Mulyorejo Rp 100 juta.

"Seharusnya, memasuki musim penghujan ini, proyek-proyek drainase tersebut sudah selesai," kata Mohan Katelu, anggota Komisi C DPRD Kota Malang.

Dengan belum maksimalnya pengerjaan dan perbaikan sistem drainase yang menelan dana miliaran rupiah dalam tiap tahunnya ini, dipastikan genangan air seperti musim penghujan tahun lalu dipastikan tidak akanmengalami penurunan volume. "Seharusnya, pemkot dalam mengerjakan proyek harus menggunakan sistem prioritas. Penanganan banjir termasuk yang harus diprioritaskan," jelas pria yang juga menjadi Ketua DPD PAN Kota Malang tersebut.

Sementara, Plt Kepala Dinas Kimpraswil Kota Malang Hadi Santoso menangkal jika pembangunan fisik drainase 0 persen. "Rata-rata pengerjaan proyek drainase sudah mencapai 60 persen. Bahkan, ada proyek drainase yang sudah selesai 100 persen," kata pria yang akrab dipanggil Sonny tersebut.

Lalu bagaimana dengan data evaluasi realisasi penyerapan dana pada Agustus? Sonny mengatakan, penyerapan dana yang 0 persen tersebut, bukan berarti pembangunan fisik juga berjalan 0 persen. "Sebab, penyerapan dana tersebut tergantung kepada rekanan. Banyak rekanan yang baru mengambil uangnya setelah proyek selesai 100 persen," kilahnya.

Karenanya, dirinya yakin, sebelum musim penghujan nanti, semua proyek perbaikan dan pembangunan saluran air sudah bisa diselesaikan. Sehingga cukup efektif untuk mengurangi genangan air. (fir)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home