Monday, January 08, 2007

Kisah Pilu Keluarga Korban Penumpang Adam Air

Radar Malang, Jumat 5 Januari 2007

Halo...Halo...Halo, Suara HP Itu pun Terputus
Sudah tiga hari berselang, pesawat Adam Air KI 574 rute Surabaya-Manado tak kunjung ditemukan. Customer Service XL Center Made Dwi Diastari, 24, dan mantan Kepala KCP BRI Lawang F.A Sudaryanto yang menjadi salah satu penumpang pesawat nahas itu juga belum diketahui rimbanya. Apa yang dilakukan rekan kerja dan kerabat para korban?

Yosi Arbianto, MALANG
----

Sonny Suryawan, pimpinan cabang XL Centre, Jl Letjen Sutoyo kemarin sore sibuk membuka e-mail. E-mail yang dibukanya berasal dari media corporate communication. Surat elektronik dari seluruh Indonesia itu berdatangan dalam hitungan detik. "Belum ada perkembagan apapun soal hilangnya pesawat Adam Air KI 574, termasuk Dias, salah seorang rekan kami yang hendak berlibur ke Manado," kata pria berkaca mata tersebut.

Sonny terus saja sibuk melihat e-mail. Dia berharap ada kabar terbaru dari tim XL Care yang ada di Makasar. "Untuk saat ini, kami tidak mau sedih. Saya juga mencoba menguatkan rekan-rekan Dias untuk tidak menangis dan sedih. Sebab masih belum ada kabar dan pesawat memang belum ditemukan," sambung Sonny.

Terkait dengan hilangnya Dias, pihak XL di Makasar memang segera membentuk tim pencari. Tim tersebut ikut terjun ke lapangan mencari wanita 24 tahun itu. Sercara rutin, tim di lapangan tersebut mengirim kabar ke media corporate communication. "Jadi kami tahu perkembangan terbaru. Sebab ada tim kami yang ada di lokasi pencarian," ungkap Sonny.

Siang harinya, delapan orang rekan Dias berinisiatif untuk mengunjungi pihak keluarga di Mojokerto. Keluarga Dias tepatnya bermukim di Perum Binamarga 35 I Jampirogo, Kecamatan Soko, Mojokerto. Tujuan mereka ingin memberikan dukungan moral. "Mereka ke sana bukan takziah. Namun sebatas memberikan dukungan moral. Agar semua pihak berdoa untuk keselamatannya dan keluarga bisa kuat," tambahnya.

Sementara, Erli, salah seorang rekan Dias, adalah salah satu rekan kerja yang terakhir kali bertemu dengan alumnus MIPA Unibraw itu. Dihubungi via telepon, dia sedang berada di kendaraan menuju Mojokerto. Sore kemarin kendaraan yang mereka tumpangi sudah masuk Mojokerto. Namun pengemudi sedang mencari lokasi kediaman keluarga Dias. "Ini baru masuk Mojokerto. Kami delapan orang," kata Erli.

Sabtu (30/12) lalu, dia dan Dias berdua melayani customer yang hendak membayar tagihan atau melakukan migrasi kartu. Pukul 15.00, pekerjaan mereka usai. Keduanya memutuskan untuk menunda pulang karena turun hujan deras.

Saat itu, Erli pun mengajak ngobrol banyak hal berkaitan dengan rencana liburan Dias ke Manado. Mulai dengan siapa Dias berangkat, sampai oleh-oleh yang diminta rekan-rekannya. "Saya berangkat ke Manado bersama adikku Pradina Komang. Om saya yang ngundang ke Manado," kata Erli mengulangi perkataan Dias waktu itu.

Bahan obrolan mereka juga menyangkut keragu-raguan Dias ketika hendak berangkat. Dia ragu karena Adam Air ternyata menunda perjalanan ke Manado sehari. Seharusnya berangkat Minggu, ditunda Senin. Dengan penundaan tersebut, otomatis waktu liburannya lebih sempit. Dia berangkat tanggal 1 Januari dan harus tiba kembali di Malang tanggal 4 Januari. Sebab tanggal 5 Januari dia harus masuk kerja lagi.

"Baru pukul 18.00, kami pulang. Saat itu tidak ada yang aneh. Ya dia kami sarankan untuk berangkat saja. Toh ini kan liburan pertamanya ke Manado. Untuk semua yang kenal atau tidak kenal, kami mohon doa untuk keselamatannya," pinta Erli lirih.

Sementara, satu orang lagi warga Kota Malang diidentifikasi menjadi penumpang pesawat Adam Air KI 574 jurusan Surabaya-Manado yang diperkirakan hilang di kawasan Sulawesi Barat. Dia adalah F.A Sudaryanto, mantan Kepala Kantor Cabang Pembantu BRI Lawang. Sekitar empat bulan lalu, Sudaryanto telah pindah tugas ke BRI Kanwil Manado. Dia memimpin KCP BRI Lawang kurang lebih empat tahun.

Informasi yang dihimpun, mulai dua minggu lalu, Sudaryanto, istrinya dan anak tunggalnya serta beberapa keponakannya bermukim di sebuah rumah di Jl Nusa Indah Atas Nomor 26 Kota Malang. Hingga kemarin pihak keluarga yang tinggal di rumah bercat putih itu membatasi informasi dan tidak memberikan izin untuk mengambil foto Sudaryanto keluarganya.

Kerabat Sudaryanto membenarkan bahwa pria yang dikenal humoris ketika bertugas di Lawang itu termasuk penumpang Adam Air KI 574. "Mohon maaf Mas. Keluarga kami dalam kondisi shock. Jadi kami tidak bisa melayani wartawan. Kalau hanya mengambil foto rumah kami perbolehkan. Ya Pak Daryanto termasuk salah seorang penumpang pesawat yang hilang itu," kata Melanie, salah satu keponakan Sudaryanto yang kemarin hanya melongokkan kepala dari balik jeruji pagar.

Sehari sebelumnya, beberapa mantan rekan kerja Sudaryanto berkunjung ke rumah tersebut. Tetangga dan rekan gereja juga berkunjung. Namun, keluarga Sudaryanto terlihat selektif memasukkan tamu yang hendak berkunjung.

Beberapa tetangga yang tidak mau disebut namanya mengatakan, Sudaryanto pulang ke Malang saat merayakan Natal dan Tahun Baru 2007 bersama istri dan anaknya. Sebelumnya, keluarga itu tinggal di Jl Ngantang. Baru dua minggu lalu mengontrak rumah di rumahnya sekarang.

Senin (1/01) pagi, Sudaryanto berangkat bersama salah seorang kakak perempuannya ke Juanda. Kakak perempuannya akan ke Magetan. Sedang Sudaryanto ke Manado. Dengan kondisi tergesa-gesa, Sudaryanto pun lupa membawa ponsel. Sehingga, dia berangkat ke Manado tanpa membawa ponsel.

"Kata istrinya, HP Pak Sudaryanto ketinggalan. Namun Pak Sudaryanto katanya sempat menelpon HP-nya dengan HP rekan sesama penumpang. Namun yang terdengar hanya halo.. halo," kata lelaki paruh baya tersebut.

Ny Sudaryanto saat ini dalam kondisi shock dan sedih. Wanita yang berusia sekitar 45 tahun itu meratapi nasib suaminya. Maklum, sehari sebelumnya, keluarga itu bergembira merayakan Natal dan Tahun Baru bersama. Anak perempuannya, Ika bersama salah seorang kerabatnya saat ini telah berada di Makasar. Mereka bermaksud mengidentifikasi para korban yang masih dalam pencarian. (*)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home