Wednesday, November 08, 2006

Perhutani Sudah Diingatkan LSDH

Jawa Pos - Radar Malang, Minggu 5 November 2006

Andai saja pengelola wisata Coban Talun dan perhutani memperhatikan peringatan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LSDH) Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, peristiwa nahas yang menewaskan tiga anggota pramuka tersebut tak akan terjadi.

Itulah sebabnya, LSDH sangat geram dengan adanya kejadian tersebut. Sebab, jauh-jauh hari LSDH sudah meminta pihak pengelola wisata dan perhutani untuk menebang pohon-pohon pinus yang sudah berumur tua. "Penebangan tersebut perlu untuk memberikan rasa aman bagi pengunjung, mengingat di sekitar lokasi wisata Coban Talun ini banyak pohon pinus yang sudah berumur tua. Apalagi kondisi pohonnya banyak yang kering dan mati," ujar Ketua LSDH Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Arief Erwinadi, kemarin.

Menurut Arief, berdasarkan data yang ada di LSDH, di lokasi wisata Coban Talun ini sekitar 200 pohon pinus usianya di atas 30 tahun dan pohonnya dalam keadaan mati sebab tidak memiliki ranting dan daun. 200 pohon ini tersebar di lokasi area Coban Rondo seluas 45 hektare. "Fakta ini sebenarnya sudah kami sampaikan ke pengelola wisata dan perhutani dengan tembusan ke Pemkot Batu sejak tahun 2004 dan diperbaruhi tahun 2005 lalu. Sayangnya surat ini hingga kini tidak ada tanggapan sama sekali," terangnya.

Arief mengatakan, seandainya pihak perhutani sebagai pengelola hutan melakukan penebangan pohon-pohon tua, tentunya ceritanya akan lain. "Kami berharap kejadian ini bisa menjadi bahan pertimbangan agar perhutani secepatnya melakukan penebangan. Sebab ini merupakan kejadian yang pertama kali, jangan sampai muncul korban lagi," ucapnya.

Arief menjelaskan, pihaknya meminta kepada pihak pengelola wisata untuk memberikan tanda larangan bagi beberapa lokasi perkemahan yang dianggap rawan terjadinya pohon tumbang serta melakukan reboisasi agar kondisi alam di Coban Talun ini tetap terjaga. Dengan demikian akan memberikan rasa aman bagi pengunjung. "Kami yakin apabila kondisi alam ini tidak dijaga yang rugi bukannya pengelola wisata karena sepinya pengunjung melainkan masyarakat di sekitar hutan juga akan rugi. Sebab dengan banyaknya pengunjung ini tetap memberikan akses secara ekonomis bagi masyarakat sekitar seperti menjual makanan di lokasi perkemahan," tegasnya.

Sementara itu, Wakil Administratur KPH Malang Mardjojono ketika dikonfirmasi di sela-sela sidak ke TKP mengakui jika pihaknya hingga kini belum melakukan penebangan pohon pinus yang sudah berumur tua dan dalam kondisi mati di sekitar lokasi Coban Talun. Kondisi ini tidak hanya terjadi di lokasi Coban Talun melainkan di daerah lain juga belum dilakukan seperti di lokasi wisata Coban Rondo. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya prosedur yang harus dilalui salah satunya meminta persetujuan pimpinan daerah. "Kendala seperti ini yang sering kami dihadapi,"ucapnya.

Mardjojono menegaskan, dengan adanya kejadian ini, tentunya menjadi bahan evaluasi bagi perhutani untuk secepatnya melakukan penebangan pohon yang memang masuk klasifikasi untuk ditebang. (gus)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home