Wednesday, November 08, 2006

Hujan Pertama, Jalan Penuh Genangan Air

Jawa Pos - Radar Malang, Sabtu 4 November 2006

MALANG - Ancaman banjir atau genangan air pada musim penghujan ini merupakan ancaman yang serius bagi warga Kota Malang. Terbukti, hujan pertama yang turun di Kota Malang kemarin mengakibatkan genangan air di berbagai titik jalan.

Padahal, hujan yang turun di Kota Malang tersebut masih masuk dalam kategori rintik-rintik atau tidak deras. Beberapa jalan yang sudah tergenang pada hujan pertama tersebut adalah Jl Letjen Sutoyo, Jl S. Parman, Jl Borobudur, Jl Panglima Sudirman, dan Jl Ahmad Yani.

Anggota Komisi C DPRD Kota Malang Helmi Teguh Yuwana mengatakan, dirinya sudah memprediksi bahwa banjir atau genangan air masih akan terjadi di Kota Malang. "Pasti akan ada genangan air pada musim penghujan ini," kata Helmi.

Sebab, sampai saat ini proyek tiga daerah pengaliran sungai (DPS) yakni DPS Bango, DPS Sukun, dan DPS Metro masih belum selesai. Bahkan, ia memperkirakan, genangan air di Kota malang akan semakin bertambah parah jika curah hujan yang turun di Kota Malang ini tinggi dan volumenya meningkat.

Namun, lanjut politisi dari PKS ini, banjir atau genangan air yang terjadi di Kota Malang tersebut bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap aplikasi program-program yang ada sebelumnya. "Setelah itu, nantinya dicarikan solusi untuk membuat program pengendalian banjir secara terpadu dan terintegrasi," tambah Helmi.

Pernyataan nyaris serupa juga dilontarkan Fatchullah, anggota komisi C lainnya. Menurut dia, sebagai wakil rakyat dirinya ingin mengetahui secara persis tingkat keberhasilan program pemkot dalam mengatasi masalah banjir. "Misalnya apakah program penyaluran air yang berlebih di Pulosari bisa teratasi oleh program pemkot atau tidak," jelas Fatchullah.

Politikus dari PKB ini juga mengharapkan agar program pengendalian banjir yang dilakukan pemkot harus ada rekontruksi. "Karena pengentasan masalah banjir ini terkait dengan anggaran, maka programnya harus dilakukan secara bertahap dan terpadu," lanjutnya.

Selain daerah-daerah yang disebut di atas, sambung dia, beberapa titik jalan yang rawan terkena banjir adalah Jl Kaliurang, Jl Pulosari, kawasan Pasar Sukun, sekitar Malang Town Square, Jl Sumbersari, dan Jl Galunggung.

Untuk diketahui, Pada APBD 2006, ada sedikitnya 28 proyek pembenahan sistem drainase, 3 perencanaan teknis drainase, dan 3 rehabilitasi saluran sekunder. Total nilai dana yang dikeluarkan untuk pembangunan dan perbaikan sistem drainase pada 2006 sedikitnya Rp 9,526 miliar.

Proyek-proyek perbaikan drainase tersebut di antaranya adalah perbaikan gorong-gorong di Pulosari Rp 500 juta, rainase Jl raya Langsep Rp 1 miliar, sudetan air Jl Ranu Grati Rp 600 juta, drainase Jl LA Adi Sucipto Rp 550 juta, drainase Jl Teluk Cendrawasih Rp 900,188 juta, saluran air Jl Jengkol Rp 484,8 juta, dan drainase Jl KH Malik Dalam Rp 291,7 juta.

Tiga perencanaan teknis adalah perencanaan teknis daerah pengaliran Sungai Sukun, Sungai Metro, dan Sungai Bango. Masing-masing perencanaan teknis sebuah sungai menelan dana Rp 300 juta, total untuk perencanaan teknis 3 sungai tersebut dianggarkan dana Rp 900 juta.

Sedangkan untuk rehabilitasi saluran sekunder irigasi diprogramkan sebesar Rp 385 juta untuk saluran sekunder di Jl Gajayana, Rp 407 juta untuk saluran sekunder Kalisari, dan Rp 385 juta untuk saluran sekunder irigasi Sukun.

Dana tersebut masih belum ditambah dengan perbaikan drainase pada perubahan anggaran dan keuangan (PAK) APBD 2006. beberapa proyek rainase pada PAK adalah perbaikan saluran RW 2, RW 5, dan RW 1 Kelurahan Ciptomulyo Rp 95 juta, normalisasi aluran drainase Jl Zainal Zakse Rp 104 juta, dan pembangunan drainase Kelurahan Mulyorejo Rp 100 juta. (fir)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home