Wednesday, November 08, 2006

Latihan, Tiga Pramuka Tewas

Jawa Pos - Radar Malang, Minggu 5 November 2006

Tertimpa Pinus Saat Tidur Lelap di Tenda
BATU -Peristiwa tragis menimpa tiga anggota pramuka dari SMPN 2 Batu. Ketiganya tewas akibat tertimpa pohon tumbang saat terlelap tidur di tengah rangkaian kegiatan latihan tingkat (LT) III Pramuka yang digelar Kwarcab, Kota Batu di Wana Wisata Coban Talun kemarin.
Ketiga korban adalah Dita Nur Aisyah,13, warga Jalan Merak No 21 Perumahan Batu permai, Rosa Amalia, 13, warga Jalan Kelud No 99 Batu, dan Kattalea Kharisma Maharani, 13, warga Dusun Wonorejo RT 03/12 Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Mereka meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Ketiganya mengalami patah tulang dan luka serius. Rosa dan Dita mengalu luka di bagian kepala hingga mengalami pendarahan hebat. Sementara dada Kattalea remuk akibat dihujam batang pohon.

Karena dalam tenda tersebut banyak siswa perempuan, maka tidak hanya tiga yang tewas. Satu korban juga mengalami luka parah yakni Rizki Dona Rosika,14, warga Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Bumiaji. Rata-rata mengalami patah tulang dan luka dalam terkena batang kayu. Hingga kemarin Rizki masih dirawat di RSSA Malang. Sementara beberapa lainnya mengalami luka ringan yakni Lita Widya Rahayu, 13, warga Batu, Lila Widya, 13, warga Beji, dan Islamiyah Damayanti warga Jalan Melati No 6 Batu.

Ketua panitia LT III Pramuka Kwarcab Batu, Triono menerangkan, peristiwa itu terjadi di tengah gelap malam. Saat itu, para siswa usai menyelesaikan kegiatan terakhir yakni pentas seni dan budaya. Kemudian peserta diizinkan istirahat untuk tidur ke masing-masing tenda yang telah dipasang sejak siang hari.

Namun, tepat pukul 00.00 wib, tiba-tiba panitia dikagetkan dengan suara pohon tumbang diiringi dengan suara jeritan minta tolong dari tenda peserta putri. Mendengar teriakan itu, panitia dan beberapa siswa lain yang saat itu melakukan istirahat tersentak kaget. Tanpa ada komando beberapa panitia langsung mengecek lokasi jatuhnya pohon tumbang. Sesampainya di TKP, panitia dan anggota pramuka lainnya panik begitu ketika melihat batang pohon pinus yang panjangnya 30 meter dan diameter 30 centimeter tumbang dan menghantam tenda yang dihuni sebanyak 10 peserta putri.

"Saat itu kami melihat ada empat anak yang tertimpa batang pohon, dan dalam kondisi terluka. Melihat itu kami langung melakukan evakuasi serta meminta bantuan warga sekitar dan pihak kepolisian," terangnya.

Triono melanjutkan, tidak berselang lama beberapa warga dan petugas kepolisian Polsek Bumiaji datang dan langsung melakukan proses evakuasi. Berselang lima belas menit keempat korban langsung dilarikan ke tiga rumah sakit terdekat di Batu.

Agar mendapat pertolongan secepatnya, pengiriman dibagi ke beberapa rumah sakit. Korban Dita Nur Aisiyah dan Kattalea Kharisma Maharani dilarikan ke RS Hasta Bhrata. Sementara Rosa Amalia dibawa Ke RSU Batu dan Rizki dibawa ke RS Baptis.

"Namun di tengah perjalanan Dita, Kattalea, dan Rosa tak tertolong dan meninggal dunia. Sementara Rizki dirawat di RS Baptis. Karena kondisi Rizki yang luka parah kemudian di rujuk ke RSSA Malang," tuturnya.

Triono mengatakan, dalam kejadian ini, pihaknya mengaku ada keanehan. Sebab, malam itu cuaca dalam kondisi langit cerah. Angin tidak bertiup kencang.

"Saya heran, tidak ada angin dan hujan namun bisa menumbangkan pohon pinus sebesar itu. Tapi, setelah saya melihat batang pohon yang tumbang, ternyata kondisinya sudah tua dan keadaannya mati.

"Terus terang kami sangat sedih, sebab kejadian ini baru pertama kali semenjak Kwarcab Batu berdiri. Tapi mau apa lagi, kejadian ini memang murni bencana," ucapnya dengan nada sedih.

Triono menjelaskan, atas kejadian ini pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan babinsa, kepolisian, serta pengurus Kwarcab. Pihaknya langsung menghentikan kegiatan LT yang seharusnya baru selesai pada Minggu hari ini.

"Beberapa siswa yang lain shock dengan kejadian ini. Banyak yang pingsan karena melihat temannya yang meninggal dan luka," urainya.

Sementara itu, sebelum kejadian, salah satu pembina peserta SDN Tulungrejo Subagyo mengakui,

beberapa siswi dari SMPN 2 sempat menginginkan pindah lokasi tenda karena berdekatan dengan pohon pinus yang mati. Sayangnya, keinginan mereka tidak mendapat perhatian.

Secara terpisah, Kapolsek Bumiaji Jaelani mengatakan, kejadian ini murni bencana alam. Namun, pihaknya meminta kepada pihak pengelola wisata untuk benar memperhatikan keselamatan pada setiap pengunjung yang melakukan aktivitas. Salah satunya adalah perlunya melakukan penebangan pohon-pohon yang kondisinya sudah mati. Dengan demikian tidak membahayakan bagi pengunjung, apalagi wisata ini dipakai untuk perkemahan.

Karena itu, Jaelani menginstruksikan agar kegiatan LT III Pramuka di hentikan. Hal ini untuk memulihkan keadaan psikologis anak-anak yang masih trauma dengan kejadian ini.

"Untuk penutupan lokasi wisata Coban Talun, saya akan bicarakan dengan pihak terkait di antaranya dengan perhutani dan pengelola wisata,". (gus)

1 Comments:

At 10:50 AM, Blogger DRCreative said...

post lagi tentang kode kehormatan pramuka dong kak

 

Post a Comment

<< Home