Sunday, September 24, 2006

Takmir Masjid Agung Keluarkan Seruan

Jawa Pos - Radar Malang, Minggu 24 September 2006

MALANG - Pengurus masjid Jami Agung,Kota Malang, mengeluarkan seruan kepada mereka yang tidak berpuasa selama bulan ramadan. Seruan itu disampaikan salah satu ketua takmir masjid Jami Agung, Mohammad Kamilun Muhtadin,kemarin.

Apa isi seruan itu? Kamilun menyebutkan, beberapa poin isi seruan menjelang pelaksanaan ramadan 1427 hijriah yang dimulai hari ini.

Isi seruan itu, dikatakan Kamilun meliputi anjuran menerima kehadiran puasa ramadan dengan penuh rasa gembira. "Perasaan ini bisa membantu meringankan dalam melaksanakan ibadah puasa yang dirindukan sehingga menjadi ramadan yang mubarak," ujarnya.

Mantan Kadiknas Kabupaten Malang itu juga menegaskan bahwa ramadan hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk pendidikan. Pendidikan untuk diri, keluarga dan anak-anak serta masyarakat. Pendidikan itu juga untuk mengokohkan dan memantapkan ketakwaan kepada Allah. "Bagi yang tidak berpuasa, diharapkan tidak makan, minum, dan merokok secara demonstratif," ingatnya.

Selain itu, mengendalikan emosi, belajar bersabar dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Menghiasi pikiran dengan pemikiran positif dan berlapang dada sehingga timbul sikap optimisme dalam hidup. Meningkatkan amal sodaqoh dan tadarus Al Quran. "Mari kita jadikan kedermawanan dan rasa berbagi sebagai suatu kebutuhan," akunya.

Kamilun menyebutkan, isi seruan lainnya meminta umat Islam, mengutamakan beberan jumat dan kalengan tarowih ataupun witir tengah malam. Sikap ini selain sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan ibadah puasa juga untuk mengutamakan kemaslahatan dan peningkatan layanan.

Bagiamana dengan kegiatan di masjid jami? Kamilun menjelaskan pihaknya menggelar sejumlah kegiatan untuk menyambut puasa ini. Beberapa program antara lain, kuliah subuh, manasik haji, sholat witir tengah malam, khotmil quran bil ghoib, lailatul qirah, malam nuzulul quran dan lain-lainnya.

Dalam pelaksanaan ibadah, Kamilun juga mengingatkan, agar anak-anak di bawah 7 tahun diajak berjamaah tarawaih di rumah. Sedangkan anak-anak berada di atas usia tujuh tahun dapat diajak ke masjid berada di lokasi khusus, yakni berada di belakang. "Ini demi menjaga ketenganan jamaah lain dalam menjalankan ibadah," lanjutnya. (yak)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home