Wednesday, November 08, 2006

Pemanfaatan Bio Fuel Digagas Dewan

Jawa Pos - Radar Malang, Minggu 5 November 2006

MALANG - DPRD Kabupaten Malang melontarkan gagasan penggunaan bahan bakar bio fuel. Sebab, produksinya ada di wilayah kabupaten.

"Kami akan membahas supaya bisa memberikan banyak manfaat," ujar Wakil Ketua Komisi D, Mohammad Nur Muchlas, kemarin.

Dijelaskan, upaya yang akan ditempuh dewan adalah dengan melakukan kajian mendalam tentang produksi bio fuel PT Molindo. Sehingga bisa direspons positif oleh warga kabupaten. "Saat ini, yang menggunakan penuh hanya karyawan Molindo, yang lainnya masih pikir-pikir," lanjut politisi PKB ini.

Dikatakan, jika bio fuel telah menjadi salah satu pilihan warga kabupaten, akan memberikan keuntungan bagi kabupaten. Dengan tingginya permintaan bakar tersebut, secara otomatis akan meningkatkan produksi. Kenaikan itiu akan diikuti dengan bertambahnya bahan baku yang ikut naik. Lalu, penambahan karyawan dan bertambahnya pajak bagi pemerintah. "Kami membidik multiplayer effect. Nantinya juga akan kembali pada masyarakat kabupaten," lanjutnya.

Lantas apa yang akan dilakukan? Muchlas menambahkan, untuk mewujudkan wacana tersebut, pihaknya akan banyak melakukan sosialisasi. Namun sebelum melakukannya, akan membahas persoalan itu terlebih dahulu dengan dinas terkait. Yakni pejabat di dinas energi sumber daya mineral dan lingkungan hidup (ESDM LH) dan diskoperindag. "Mutlak melibatkan mereka karena yang mempunyai kewengan adalah pemkab. Kami hanya mengawal saja," lanjut anggota panitia anggaran ini.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas ESDMLH Budi Iswoyo mengaku telah lama mengkaji energi terbaru yang diproduksi di wilayah kabupaten. Termasuk bagaimana pengembangannya di kabupaten dengan kekayaan alam yang cukup melimpah. "Sebelum menjadi isu nasional, kami telah membahasnya," ujarnya.

Hanya saja, hingga detik ini pihaknya belum menerima pemberitahuan dari anggota dewan tentang rencana kajian tersebut. "Pada prinsipnya sama, kami ingin mengembangkan kabupaten menjadi lebih baik dengan memanfaatkan potensi yang ada," pungkasnya. (yak)

Perhutani Sudah Diingatkan LSDH

Jawa Pos - Radar Malang, Minggu 5 November 2006

Andai saja pengelola wisata Coban Talun dan perhutani memperhatikan peringatan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LSDH) Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, peristiwa nahas yang menewaskan tiga anggota pramuka tersebut tak akan terjadi.

Itulah sebabnya, LSDH sangat geram dengan adanya kejadian tersebut. Sebab, jauh-jauh hari LSDH sudah meminta pihak pengelola wisata dan perhutani untuk menebang pohon-pohon pinus yang sudah berumur tua. "Penebangan tersebut perlu untuk memberikan rasa aman bagi pengunjung, mengingat di sekitar lokasi wisata Coban Talun ini banyak pohon pinus yang sudah berumur tua. Apalagi kondisi pohonnya banyak yang kering dan mati," ujar Ketua LSDH Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Arief Erwinadi, kemarin.

Menurut Arief, berdasarkan data yang ada di LSDH, di lokasi wisata Coban Talun ini sekitar 200 pohon pinus usianya di atas 30 tahun dan pohonnya dalam keadaan mati sebab tidak memiliki ranting dan daun. 200 pohon ini tersebar di lokasi area Coban Rondo seluas 45 hektare. "Fakta ini sebenarnya sudah kami sampaikan ke pengelola wisata dan perhutani dengan tembusan ke Pemkot Batu sejak tahun 2004 dan diperbaruhi tahun 2005 lalu. Sayangnya surat ini hingga kini tidak ada tanggapan sama sekali," terangnya.

Arief mengatakan, seandainya pihak perhutani sebagai pengelola hutan melakukan penebangan pohon-pohon tua, tentunya ceritanya akan lain. "Kami berharap kejadian ini bisa menjadi bahan pertimbangan agar perhutani secepatnya melakukan penebangan. Sebab ini merupakan kejadian yang pertama kali, jangan sampai muncul korban lagi," ucapnya.

Arief menjelaskan, pihaknya meminta kepada pihak pengelola wisata untuk memberikan tanda larangan bagi beberapa lokasi perkemahan yang dianggap rawan terjadinya pohon tumbang serta melakukan reboisasi agar kondisi alam di Coban Talun ini tetap terjaga. Dengan demikian akan memberikan rasa aman bagi pengunjung. "Kami yakin apabila kondisi alam ini tidak dijaga yang rugi bukannya pengelola wisata karena sepinya pengunjung melainkan masyarakat di sekitar hutan juga akan rugi. Sebab dengan banyaknya pengunjung ini tetap memberikan akses secara ekonomis bagi masyarakat sekitar seperti menjual makanan di lokasi perkemahan," tegasnya.

Sementara itu, Wakil Administratur KPH Malang Mardjojono ketika dikonfirmasi di sela-sela sidak ke TKP mengakui jika pihaknya hingga kini belum melakukan penebangan pohon pinus yang sudah berumur tua dan dalam kondisi mati di sekitar lokasi Coban Talun. Kondisi ini tidak hanya terjadi di lokasi Coban Talun melainkan di daerah lain juga belum dilakukan seperti di lokasi wisata Coban Rondo. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya prosedur yang harus dilalui salah satunya meminta persetujuan pimpinan daerah. "Kendala seperti ini yang sering kami dihadapi,"ucapnya.

Mardjojono menegaskan, dengan adanya kejadian ini, tentunya menjadi bahan evaluasi bagi perhutani untuk secepatnya melakukan penebangan pohon yang memang masuk klasifikasi untuk ditebang. (gus)

Latihan, Tiga Pramuka Tewas

Jawa Pos - Radar Malang, Minggu 5 November 2006

Tertimpa Pinus Saat Tidur Lelap di Tenda
BATU -Peristiwa tragis menimpa tiga anggota pramuka dari SMPN 2 Batu. Ketiganya tewas akibat tertimpa pohon tumbang saat terlelap tidur di tengah rangkaian kegiatan latihan tingkat (LT) III Pramuka yang digelar Kwarcab, Kota Batu di Wana Wisata Coban Talun kemarin.
Ketiga korban adalah Dita Nur Aisyah,13, warga Jalan Merak No 21 Perumahan Batu permai, Rosa Amalia, 13, warga Jalan Kelud No 99 Batu, dan Kattalea Kharisma Maharani, 13, warga Dusun Wonorejo RT 03/12 Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Mereka meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Ketiganya mengalami patah tulang dan luka serius. Rosa dan Dita mengalu luka di bagian kepala hingga mengalami pendarahan hebat. Sementara dada Kattalea remuk akibat dihujam batang pohon.

Karena dalam tenda tersebut banyak siswa perempuan, maka tidak hanya tiga yang tewas. Satu korban juga mengalami luka parah yakni Rizki Dona Rosika,14, warga Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Bumiaji. Rata-rata mengalami patah tulang dan luka dalam terkena batang kayu. Hingga kemarin Rizki masih dirawat di RSSA Malang. Sementara beberapa lainnya mengalami luka ringan yakni Lita Widya Rahayu, 13, warga Batu, Lila Widya, 13, warga Beji, dan Islamiyah Damayanti warga Jalan Melati No 6 Batu.

Ketua panitia LT III Pramuka Kwarcab Batu, Triono menerangkan, peristiwa itu terjadi di tengah gelap malam. Saat itu, para siswa usai menyelesaikan kegiatan terakhir yakni pentas seni dan budaya. Kemudian peserta diizinkan istirahat untuk tidur ke masing-masing tenda yang telah dipasang sejak siang hari.

Namun, tepat pukul 00.00 wib, tiba-tiba panitia dikagetkan dengan suara pohon tumbang diiringi dengan suara jeritan minta tolong dari tenda peserta putri. Mendengar teriakan itu, panitia dan beberapa siswa lain yang saat itu melakukan istirahat tersentak kaget. Tanpa ada komando beberapa panitia langsung mengecek lokasi jatuhnya pohon tumbang. Sesampainya di TKP, panitia dan anggota pramuka lainnya panik begitu ketika melihat batang pohon pinus yang panjangnya 30 meter dan diameter 30 centimeter tumbang dan menghantam tenda yang dihuni sebanyak 10 peserta putri.

"Saat itu kami melihat ada empat anak yang tertimpa batang pohon, dan dalam kondisi terluka. Melihat itu kami langung melakukan evakuasi serta meminta bantuan warga sekitar dan pihak kepolisian," terangnya.

Triono melanjutkan, tidak berselang lama beberapa warga dan petugas kepolisian Polsek Bumiaji datang dan langsung melakukan proses evakuasi. Berselang lima belas menit keempat korban langsung dilarikan ke tiga rumah sakit terdekat di Batu.

Agar mendapat pertolongan secepatnya, pengiriman dibagi ke beberapa rumah sakit. Korban Dita Nur Aisiyah dan Kattalea Kharisma Maharani dilarikan ke RS Hasta Bhrata. Sementara Rosa Amalia dibawa Ke RSU Batu dan Rizki dibawa ke RS Baptis.

"Namun di tengah perjalanan Dita, Kattalea, dan Rosa tak tertolong dan meninggal dunia. Sementara Rizki dirawat di RS Baptis. Karena kondisi Rizki yang luka parah kemudian di rujuk ke RSSA Malang," tuturnya.

Triono mengatakan, dalam kejadian ini, pihaknya mengaku ada keanehan. Sebab, malam itu cuaca dalam kondisi langit cerah. Angin tidak bertiup kencang.

"Saya heran, tidak ada angin dan hujan namun bisa menumbangkan pohon pinus sebesar itu. Tapi, setelah saya melihat batang pohon yang tumbang, ternyata kondisinya sudah tua dan keadaannya mati.

"Terus terang kami sangat sedih, sebab kejadian ini baru pertama kali semenjak Kwarcab Batu berdiri. Tapi mau apa lagi, kejadian ini memang murni bencana," ucapnya dengan nada sedih.

Triono menjelaskan, atas kejadian ini pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan babinsa, kepolisian, serta pengurus Kwarcab. Pihaknya langsung menghentikan kegiatan LT yang seharusnya baru selesai pada Minggu hari ini.

"Beberapa siswa yang lain shock dengan kejadian ini. Banyak yang pingsan karena melihat temannya yang meninggal dan luka," urainya.

Sementara itu, sebelum kejadian, salah satu pembina peserta SDN Tulungrejo Subagyo mengakui,

beberapa siswi dari SMPN 2 sempat menginginkan pindah lokasi tenda karena berdekatan dengan pohon pinus yang mati. Sayangnya, keinginan mereka tidak mendapat perhatian.

Secara terpisah, Kapolsek Bumiaji Jaelani mengatakan, kejadian ini murni bencana alam. Namun, pihaknya meminta kepada pihak pengelola wisata untuk benar memperhatikan keselamatan pada setiap pengunjung yang melakukan aktivitas. Salah satunya adalah perlunya melakukan penebangan pohon-pohon yang kondisinya sudah mati. Dengan demikian tidak membahayakan bagi pengunjung, apalagi wisata ini dipakai untuk perkemahan.

Karena itu, Jaelani menginstruksikan agar kegiatan LT III Pramuka di hentikan. Hal ini untuk memulihkan keadaan psikologis anak-anak yang masih trauma dengan kejadian ini.

"Untuk penutupan lokasi wisata Coban Talun, saya akan bicarakan dengan pihak terkait di antaranya dengan perhutani dan pengelola wisata,". (gus)

Puluhan Glondong Kayu Sengon Disita

Jawa Pos - Radar Malang, Sabtu 4 November 2006

MALANG - 40 gelondong kayu Sengon Laut diamankan Polresta Malang, kemarin. Kayu mentah tersebut disita dari tangan SPD, 40, warga Desa Ngadirejo dan SYN, 35, warga Desa Krajan Kromengan. Keduanya ditangkap di Jl Raden Intan, Blimbing saat akan membawa muatannya ke Lawang.

Kasat Reskrim Polresta Malang AKP Parlindungan Sitanggang, penangkapan tersebut berawal dari anggota BSC (Brantas Street Crime) melihat truk kuning nopol N 7327 GU melintas di Jl Raden Intan. Karena dicurigai bahwa kayu tersebut hasil dari illegal loging, BSC lalu menghentikan laju kendaraan tersebut. "Saat diperiksa, di dalam bak truk penuh kayu gelondongan," ungkap lulusan Akpol 1998.

Karena dilihat dari gerak-gerik supir dan pemiliknya mencurigakan, petugas lalu meminta SPD dan SYN untuk turun dan menunjukan surat kepemilikan kayu tersebut. Tetapi keduannya tidak dapat menunjukan surat tersebut. Petugas lalu membawanya ke Polresta Malang untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. "Saat diperiksa petugas mereka tidak membawa surat yang sah atas kepemilikan kayu tersebut," terang Sitanggang.

Dari hasil pemeriksaan petugas, kayu yang dibawa keduanya berasal dari hutan lindung yang ada di kawasan Kromengan. Bahkan kayu yang terlihat baru saja ditebang tersebut akan dibawa ke Lawang ke sebuah pabrik pengolahan triplek. "Pengakuan tersangka bahwa kayu tersebut akan dibawa ke Lawang untuk di jadikan triplek," kata Sitanggang.

Setelah mendapat pengakuan dari kedua tersangka, petugaspun melanjutkan penyidik di hutan lindungan Kromengan. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan, kayu tersebut hasil illegal logging. Karena tidak memiliki dokumen yang sah, keduanya lalu digelandang ke Polresta Malang guna penyelidikan lebih lanjut. "Keduanya terus kami periksa untuk pengembangan kasus ini," papar Sitanggang.

Sementara itu, dihadapan petugas SPD, supir truk, mengaku tidak tahu. Tetapi dirinya juga mengakui bahwa surat yang dibawa SYN masih kurang lengkap. Apa saja surat yang dibawa SPD dan SYN. Sitanggang belum bisa menjawab karena surat tersebut masih diteliti keabsahannya. "Semua barang bukti masih kami uji kebenarannya. Ada beberapa surat yang sangat meragukan," ungkapnya.

Karena itu keduanya akan dijerat dengan pasal 78 ayat 7, UU 41 Tahun 1999 tentang hasil hutan dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun. (bb)

Pertumbuhan Ekonomi Membaik

Jawa Pos - Radar Malang, Sabtu 4 November 2006

Genjot Pemberdayaan Masyarakat, Permudah Investasi
BATU - Pemkot Batu mengklaim laju pertumbuhan ekonomi selama 2006 ini semakin membaik. Keunikan itu mencapai 6,5 persen dan angka inflasinya diatas 7 persen. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk sebesar Rp 6.100.000 atau naik 9 persen dibandikan 2005 sebesar Rp 5.600.000.

Pertumbuhan ekonomi secara makro ini, menurut Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Batu Arsan Abdullah, disumbang dari berbagai sektor. Misalnya, sektor pertanian, perindustrian, sektor jasa dan pariwisata. Termasuk sektor lain yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan petani dan pertumbuhan lapangan pekerjaan. "Pertumbuhan ekonomi di Kota Batu menunjukkan tren positif naik beberapa persen dibanding 2005," ungkap Arsan.

Dari sektor pertanian, kata Arsan, pertumbuhan ekonomi meningkat dari 19,24 persen pada 2005 menjadi menjadi 20 persen sepanjang 2006. Pada sektor industri, diperkirakan menyumbang 11,5 persen atau naik 0,72 persen dibanding tahun sebelumnya. Untuk sektor pariwisata, ungkap mantan Kepala Dinas Pariwisata, sektor ini menyumbang 47 persen.

Namun, yang menjadi bahan pemikiran sekarang ini adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani di tingkat pedesaan. Termasuk menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat, baik yang baru tamat dari bangku sekolah dan kuliah.

Termasuk para eks karyawan PT Wastra Indah, hingga sekarang ini masih terkatung-katung nasibnya. "Ya, semua itu pada titik temunya bagaimana mengurangi angka kemiskinan di Kota Batu. Sebab, jumlah keluarga miskin di Kota Batu pada 2005 lalu masih sekitar 14,49 persen dari total penduduk Kota Batu sekitar 150.000 jiwa," tambahnya.

Kepala Badan Perencanaan Kota (Bapeko) Kota Batu Budi Santoso menjelaskan, pada dasarnya peranan masyarakat sangat tidak dapat dipandang sebelah mata. Tahun ini, kata dia, anggaran pemberdayaan masyarakat ditingkatkan. Harapannya, masyarakat lebih mandiri. "Anggaran yang kami sediakan untuk pengembangan usaha kecil dan perbaikan lingkungan permukiman," jelas Budi Santoso.

Ditambahkan, tahun depan arah kebijakan pengembangan ekonomi akan semakin ditingkatkan lagi. Caranya, menciptakan kebijakan pasar kerja yang lebih luas, khususnya menyangkut Upah Minimum Kota (UMK) dan penyediaan lapangan bagi korban Pemutusan Hubungan Pekerjaan (PHK).

"Memperbaiki kebijakan investasi melalui perbaikan lingkungan usaha, penyederhanaan prosedur perizinan, perbaikan infrastruktur, perlakuan yang fair terhadap pelaku usaha serta melakukan kerja sama antardaerah," ujarn Budi. (lid)

44 Titik Tambang Pasir Rawan

Jawa Pos - Radar Malang, Sabtu 4 November 2006

Dewan Minta Dinas ESDM Tutup Lokasi
MALANG - Memasuki musim hujan, DPRD Kabupaten Malang meminta dinas energi sumber daya alam dan mineral (ESDM) menutup lokasi tambang pasir liar. Pasalnya penggalian pasir di musim hujan rawan longsor.

"Terus terang saat ini banyak sekali lokasi pertambangan yang rawan longsor bila hujan bagi para penambang pasir," ujar Abdul Rahman, anggota komisi D DPRD, kemarin.

Menurut Rahman, pihaknya meminta dinas ESDM tidak segan-segan menutup lokasi pertambangan yang rawan terjadi longsor. Hal ini dilakukan sebagai tindakan awal pencegahan agar tidak terjadi korban lagi seperti tahun lalu. Dimana ada beberapa orang meninggal akibat tertimpa bongkahan batu dan pasir karena longsor. Di antaranya Jabung dan Singosari. "Nah, untuk tahun ini kami berharap kejadian ini jangan terulang lagi. Caranya, menutup lokasi pertambangan jika memang membahayakan penambang," tegas ketua FKB ini.

Rahman mengatakan, pihaknya menilai saat ini ada beberapa titik yang dianggap rawan longsor. Seperti di Singosari, Jabung dan Wajak. Sebab, daerah itu memang banyak penghasil pasir. Artinya selama musim hujan ini diharapkan dinas ESDM tetap melakukan monitoring, agar hal-hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisir sejak dini.

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Budi Iswoyo mengatakan, pihaknya mengakui jika musim hujan ini memang banyak lokasi pertambangan pasir yang rawan terjadi longsor. Dengan demikian, pihaknya telah berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada penambang agar berhati-hati dalam melakukan penggalian saat musim hujan. "Sosialisasi ini kami lakukan secara lisan dan tulisan melalui tim yang sudah dibentuk di masing-masing kecamatan," ucapnya.

Budi mengatakan, tidak hanya itu, pihaknya juga langsung melakukan survei ke lokasi untuk memastikan apakah memang lokasi galian pasir ini berbahaya atau tidak. "Kalau memang berbahaya akan dilakukan tindakan yakni penutupan. Namun, hingga kini kami masih belum melakukan penutupan dan masih dalam tahap sosialisasi untuk meminimalisir terjadinya korban bencana alam longsor," tuturnya.

Budi menegaskan, dari pantauan timnya ada beberapa titik galian yang dianggap rawan terjadi longsor. Di antaranya Singosari 18 titik, Ngajum 8 titik, Gedangan 5 titik, Sumbermanjing Wetan 8 titik dan beberapa kecamatan lainnya 3-5 titik. "Semua lokasi ini, saat ini menjadi pantauan kami. Terlebih lagi musim hujan," pungkasnya. (gus)

Hujan Pertama, Jalan Penuh Genangan Air

Jawa Pos - Radar Malang, Sabtu 4 November 2006

MALANG - Ancaman banjir atau genangan air pada musim penghujan ini merupakan ancaman yang serius bagi warga Kota Malang. Terbukti, hujan pertama yang turun di Kota Malang kemarin mengakibatkan genangan air di berbagai titik jalan.

Padahal, hujan yang turun di Kota Malang tersebut masih masuk dalam kategori rintik-rintik atau tidak deras. Beberapa jalan yang sudah tergenang pada hujan pertama tersebut adalah Jl Letjen Sutoyo, Jl S. Parman, Jl Borobudur, Jl Panglima Sudirman, dan Jl Ahmad Yani.

Anggota Komisi C DPRD Kota Malang Helmi Teguh Yuwana mengatakan, dirinya sudah memprediksi bahwa banjir atau genangan air masih akan terjadi di Kota Malang. "Pasti akan ada genangan air pada musim penghujan ini," kata Helmi.

Sebab, sampai saat ini proyek tiga daerah pengaliran sungai (DPS) yakni DPS Bango, DPS Sukun, dan DPS Metro masih belum selesai. Bahkan, ia memperkirakan, genangan air di Kota malang akan semakin bertambah parah jika curah hujan yang turun di Kota Malang ini tinggi dan volumenya meningkat.

Namun, lanjut politisi dari PKS ini, banjir atau genangan air yang terjadi di Kota Malang tersebut bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap aplikasi program-program yang ada sebelumnya. "Setelah itu, nantinya dicarikan solusi untuk membuat program pengendalian banjir secara terpadu dan terintegrasi," tambah Helmi.

Pernyataan nyaris serupa juga dilontarkan Fatchullah, anggota komisi C lainnya. Menurut dia, sebagai wakil rakyat dirinya ingin mengetahui secara persis tingkat keberhasilan program pemkot dalam mengatasi masalah banjir. "Misalnya apakah program penyaluran air yang berlebih di Pulosari bisa teratasi oleh program pemkot atau tidak," jelas Fatchullah.

Politikus dari PKB ini juga mengharapkan agar program pengendalian banjir yang dilakukan pemkot harus ada rekontruksi. "Karena pengentasan masalah banjir ini terkait dengan anggaran, maka programnya harus dilakukan secara bertahap dan terpadu," lanjutnya.

Selain daerah-daerah yang disebut di atas, sambung dia, beberapa titik jalan yang rawan terkena banjir adalah Jl Kaliurang, Jl Pulosari, kawasan Pasar Sukun, sekitar Malang Town Square, Jl Sumbersari, dan Jl Galunggung.

Untuk diketahui, Pada APBD 2006, ada sedikitnya 28 proyek pembenahan sistem drainase, 3 perencanaan teknis drainase, dan 3 rehabilitasi saluran sekunder. Total nilai dana yang dikeluarkan untuk pembangunan dan perbaikan sistem drainase pada 2006 sedikitnya Rp 9,526 miliar.

Proyek-proyek perbaikan drainase tersebut di antaranya adalah perbaikan gorong-gorong di Pulosari Rp 500 juta, rainase Jl raya Langsep Rp 1 miliar, sudetan air Jl Ranu Grati Rp 600 juta, drainase Jl LA Adi Sucipto Rp 550 juta, drainase Jl Teluk Cendrawasih Rp 900,188 juta, saluran air Jl Jengkol Rp 484,8 juta, dan drainase Jl KH Malik Dalam Rp 291,7 juta.

Tiga perencanaan teknis adalah perencanaan teknis daerah pengaliran Sungai Sukun, Sungai Metro, dan Sungai Bango. Masing-masing perencanaan teknis sebuah sungai menelan dana Rp 300 juta, total untuk perencanaan teknis 3 sungai tersebut dianggarkan dana Rp 900 juta.

Sedangkan untuk rehabilitasi saluran sekunder irigasi diprogramkan sebesar Rp 385 juta untuk saluran sekunder di Jl Gajayana, Rp 407 juta untuk saluran sekunder Kalisari, dan Rp 385 juta untuk saluran sekunder irigasi Sukun.

Dana tersebut masih belum ditambah dengan perbaikan drainase pada perubahan anggaran dan keuangan (PAK) APBD 2006. beberapa proyek rainase pada PAK adalah perbaikan saluran RW 2, RW 5, dan RW 1 Kelurahan Ciptomulyo Rp 95 juta, normalisasi aluran drainase Jl Zainal Zakse Rp 104 juta, dan pembangunan drainase Kelurahan Mulyorejo Rp 100 juta. (fir)

Tuesday, November 07, 2006

Mendung Meradang, Hujan Tak Datang

Jawa Pos - Radar Malang, Rabu 1 November 2006

MALANG - Prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Karangploso bahwa minggu kedua Oktober sudah masuk musim penghujan sedikit meleset. Sebab, hingga minggu keempat memasuki minggu pertama November, musim hujan masih belum juga datang. Kalau pun ada hujan, intensitasnya masih jarang.

Kepala BMG Stasiun Karangploso Antoyo Setiadi Pratikto sebelumnya menerangkan, sejak tiga hari terakhir, masyarakat sudah bisa melihat tanda-tanda masuk musim hujan. Di antaranya, mendung di beberapa titik, banyak awan cumulus nimbus (awan pembawa hujan), dan terjadi gerimis di beberapa wilayah. Selain itu, suhu udara juga mulai hangat karena sinar radiasi bumi dipantulkan kembali oleh awan-awan pembawa hujan. "Prediksi kami minggu kedua sudah masuk musim hujan. Tapi intensitasnya masih jarang," katanya.

Menurut dia, ada beberapa wilayah perkecualian untuk Malang Raya dalam prediksi kali ini. Misalnya Malang selatan diprediksi akan masuk musim hujan pada November. Itu karena awan-awan hujan berasal dari utara. Sehingga wilayah utara yang lebih dahulu terkena hujan. Wilayah Malang selatan lebih sedikit menerima awan hujan. Sehingga hujan wilayah selatan agak terlambat.

Apakah musim penghujan kali ini datang lebih awal? Antoyo memastikan sebenarnya musim hujan agak terlambat sedikit. Mestinya hujan datang mulai awal Oktober. Namun prediksi jatuh pada minggu kedua. " Tapi ini masih relatif normal. Mungkin terlambat sedikit saja," tandas Antoyo.

Tentang ada tidaknya fenomena alam, Antoyo menambahkan saat ini sebenarnya terjadi anomali (penyimpangan) cuaca yang disebut elnino. Elnino itu dideteksi dari perbedaan tekanan di Darwin (Australia) dan di Tahiti. Karena perbedaan tekanan udara angkanya minus, maka disebut elnino. Cara lain mendeteksi ada tidaknya elnino adalah melihat perbedaan suhu muka air laut.

Pengaruh dari elnino, jumlah curah hujan selama satu musim akan berkurang. Misalnya, kalau dalam satu musim penghujan normal curah hujan 2.000 milimeter, maka bisa berkurang menjadi 1.800 milimeter atau bahkan 1.500 milimeter. (yos/lid)